penyair sajak cinta

Penyair telah menuliskan keajaiban kata;
merebahkan tubuhnya dalam kata, mengorbankan bahagianya;
di jiwa pedih syairnya. 

Di tangan penyair, tulisan menjelma suara merdu;
di jantung syair, kata menjadi rumah -- untuk cinta yang resah.

Di tangan penyair, syair adalah peperangan tanpa senjata,
tanpa pasukan, syair hanya mengerti bahwa cinta adalah
musuh -- yang butuh pelukan.

0 comments:

Dí lo que piensas...