fiksimini
PAMERAN BENDA KUNO - Cuaca buruk. Hujan menggelinding dari genting ke kepalaku. Pengunjung terkejut. Aku terpaksa berkedip.
WASPADA - Agar permainan dapat kumenangkan, aku harus hati2. Kulewati kolom kepala ular itu, sambil memegang erat nyawaku.
ADU CEPAT - Tiba-tiba kanvasku bergetar. Ombak yg kulukis bergerak lebih cepat dari goresan kuasku.
KETIDURAN - Langit sudah gelap. "Sial, padahal belum selesai, matahari di lukisanku sudah tenggelam." umpatku.
LAPAR - "Satu suapan lagi nak?" Tanya Ibu dengan jari yang hampir habis tergigit.
SANG ORATOR - Pidatonya menggelegar, sesekali terjadi percikan kilat.
TANGANNYA GEMETAR - Tangannya gemetar, saat dia harus menandatangani surat pengakuan yang bertuliskan 'aku masih perawan'.
LUPA MATIKAN KOMPOR - Tangis adik di dapur tetiba berhenti. "Payah, gagal lagi masak rendang setengah matang." gerutu Ibu.
SALING BANTU - "Maaf, bukan maksudku memukulmu. Kita masih sahabat kan?" ujar palu kepada paku.
SERASI - "Dasar hitam!", umpatku. "kamu itu sok manis!", balasnya. Waktu itu kami terus bergulat dalam sebuah cangkir.
CEMBURU - "Ini namanya simpul mati." kataku sambil mengikat ketat dasi suamiku. Noda bibir di serat bajunya tertawa.
SELINGKUH - lama tak bertemu, perbincangan kami waktu itu hanya berbataskan selimut.
Posted by
Unknown
Labels:
fiksimini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Dí lo que piensas...